9 Oktober 2014
Akita, Prefektur Akita
Ini hari perdana saya dan teman-teman memulai aktivitas di Akita. Pagi hari, kami menghadiri pidato dari Direktur Bagian Penerimaan Surat Pembaca Akita Sakigake Shinpo, Abumi Takachiyo di Akita City Cultural Hall. Akita Sakigake Shinpo ini adalah koran lokal yang beredar di wilayah Akita dan sangat dikenal di sana. Bahkan koran ini sudah berdiri sejak tahun 1874.
Takachiyo-san menceritakan tentang sejarah koran di Jepang serta seperti apa perkembangan Sakigake Shinpo khususnya di Akita. Tapi di sini saya dan teman-teman sebagai audiens juga diberi kesempatan untuk bertanya terkait topik yang dibicarakan.
Oh iya, selama berada di Jepang, saya dan teman-teman didampingi oleh pendamping grup. Selain menjadi interpreter, mereka lah yang berperan banyak mendampingi kami semua selama berada di sana. Grup C didampingi oleh Kawanishi-san dan Kajiya-san. Keduanya asli dari Jepang, tapi lancar ngomong bahasa Indonesia lho. Mereka juga baik banget. Saya ngerasain selama di sana, mereka bener-bener ngebantu kalau ada apa-apa.
Usai menyimak pidato, rombongan kami akan berangkat menuju tujuan berikut. Nah sebelumnya saya bilang kalau kami dipecah lagi ke dalam empat grup besar. Empat grup ini akan berpencar menuju stasiun televisi yang ada di Akita. Kebetulan grup saya, grup C akan menuju stasiun televisi Akita Asahi Broadcasting (AAB).
Di sini, saya dan teman-teman diajak untuk berkeliling di studio siaran dan beberapa ruangan terkait proses siaran televisi di stasiun ini. Meskipun tergolong lokal, saya ngelihatnya sih peralatan di sini canggih-canggih. Saat berada di control room, kami sempat diberi kesempatan untuk mencoba mengetes bagaimana memilih gambar dari tiga kamera yang berada di studio. Selain itu kami juga sempat mencoba mengontrol kamera milik AAB yang terletak di bukit, lho!
Setelah mendatangi ruangan-ruangan tersebut, kami kemudian bertemu dengan salah seorang news anchor untuk AAB. Di sana, kami diberi kesempatan untuk bertanya apapun, misalnya tentang seperti apa target dan program-program mereka.
Villa Floral
Waktunya makan siang! Empat grup besar ini kembali bersatu. Sambil membawa suvenir lucu dari AAB, saya beserta grup lainnya kemudian bergegas untuk pergi makan siang. Tapi kali ini berbeda dari biasanya; ada pertemuan khusus sambil makan siang.
Kami semua mendatangi Villa Floral. Suasananya indah banget, bahkan bentuk vilanya pun unik. Ternyata, kami akan makan siang bareng mahasiswa dari Akita International University. Sambil makan siang, kami bisa ngobrol-ngobrol atau sharing apapun. Mahasiswanya pun berasal dari berbagai negara. Kebetulan saya dan beberapa teman satu meja bertemu dengan mahasiswa asal Jepang dan Taiwan.
Akita International University (AIU)
Para mahasiswa perwakilan Akita International University sudah mendatangi kami untuk makan siang. Nah sekarang giliran kami berkunjung ke kampus mereka. Begitu nyampe di sana, saya takjub lihat kampusnya. Sebelum berangkat, saya sempet browsing seperti apa sih AIU. Tapi saat lihat langsung pasti kesannya lebih terasa. Saya nggak sabar ingin lihat perpustakaannya, karena bangunannya keren banget.
Saya dan teman-teman mengikuti tur keliling kampus. Kami menjelajahi tiap bangunan yang ada di sana. Oh iya, kami juga sempat ikut pertemuan di sebuah aula, mendengar speech dari perwakilan AIU.
Akhirnya saya dapat kesempatan mengunjungi perpustakaan AIU. Ruangannya besar, dan saya nggak tahan lihat rak-rak bukunya; rapi banget! Perpustakaan ini cukup lapang, ruangannya besar dan langit-
langitnya pun kelihatan megah.
Bagi saya, hari ini menyenangkan. Ini kali keduanya saya bisa ikut "ngubek" stasiun televisi untuk melihat dapur pembuatan beragam program siaran mereka. Tentu melihat langsung seperti apa lokasi dan prosesnya menjadi nilai tambah untuk pengalaman. Selain itu saya juga bisa bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa di Jepang, yang pastinya bisa menambah lingkaran pertemanan saya.
Well maybe this seems so cheesy or most of you would say, "Yaelah biasa aja kali!", tapi di hari ini saya bener-bener seneng bisa ngerasain suasana musim gugur. Di berbagai tempat yang saya kunjungi, kebanyakan pohon-pohonnya sudah berwarna merah, kuning, jingga. Warna khas musim gugur. Kalau saya perhatikan belum terlalu banyak gugurnya, tapi warnanya itu lho, cantik banget. Berhubung di Indonesia cuma ada dua musim, ya harap maklum kalau saya seneng banget bisa ngerasain musim gugur di sini. It's too good to be true...
(To be continued...)