Djakartartmosphere (2011)
Yah memang sudah sangat terlambat untuk memposting tentang konser satu ini. Konser ini diadakan tanggal 22 Oktober 2011 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta (untuk penyelenggaraan yang ketiga). Itu sebabnya kenapa tahun 2011-nya saya beri tanda kurung. Tapi saya tetap ingin men-share cerita saya saat menghadiri konser lintas generasi yang satu ini dari tahun pertamanya hingga sekarang, jadi nggak hanya yang tahun ini aja.
Djakartartmosphere diadakan untuk ketiga kalinya, setelah dua tahun yang lalu diselenggarakan dan banyak sekali peminatnya. Kebetulan saya belum pernah absen, jadi dalam 3 tiga tahun penyelenggaraannya, saya selalu hadir.
Tahun pertama menghasilkan kolaborasi yang sangat menarik; Sore bersama Ebith G. Ade, White Shoes & The Couples Company bersama Olle Pattiselano, Tika & The Dissidents bersama Vina Panduwinata, dan Efek Rumah Kaca bersama Doel Sumbang. Tidak kalah dengan yang pertama, pada tahun kedua pun Djaksphere menyuguhkan kolaborasi yang ciamik; Bonita and The Hus Band, Mocca, dan The Trees and The Wild bersama Oddie Agam, Leonardo Ringo bersama Utha Likumahuwa, Gugun Blues Shelter bersama Sylvia Saartje, dan Navicula bersama God Bless.
Nah pada penyelenggaraannya yang ketiga, saya sebenarnya nyaris nggak hadir, karena awalnya niat saya pulang ke Jakarta itu untuk bertemu dengan teman-teman SMA saya. Karena diajak oleh seseorang, akhirnya saya pun berangkat juga ke Senayan untuk menyaksikan Djaksphere kembali.
Untuk HTM (Harga Tiket Masuk) nya sendiri memang tidak tergolong murah, tetapi mengingat konser yang disuguhkan sangat berkualitas, setidaknya HTM sebesar Rp 50.000 tidak akan sia-sia setelah puas menyaksikan konsernya hingga selesai.
Setibanya di Tennis Indoor Senayan, saya melewati pameran foto terlebih dahulu. Kemudian, di panggung yang berukuran sedang bernama Joyland Stage, ada Lucky Annash yang sedang perform. Sambil menunggu band kesukaan saya tampil, White Shoes & The Couples Company, saya bersama teman-teman saya istirahat dulu setelah mengendarai motor dari Tj. Priuk (daerah SMA saya) hingga Senayan. Apalagi saya sendiri yang bawa motornya, hehe. Setelah itu, Lucky Annash yang mengenakan sayap hitam mengakhiri penampilannya. Lucky Annash undur diri, dilanjutkan dengan dua MC yang mengadakan kuis. Setelah itu, saya mendengar kalau WSATCC akan segera tampil. Wah saya langsung menuju barisan paling depan. Saya nggak mau nyia-nyain kesempatan dong, apalagi saya udah jauh-jauh rela ninggalin Jatinangor dan pulang ke Jakarta, hehehe. Nggak lama setelah itu, Nona Sari cs. naik ke atas panggung.
Penonton yang sudah menanti kedatangan mereka, termasuk saya, langsung bersiap karaoke massal menyanyikan lagu-lagu dari WSATCC. Di lagu pertama, saya sibuk memotret aksi mereka. Saya masih ingat persis, mereka membawakan lagu Berjalan-jalan. Emang nasib, setelah mereka menyelesaikan lagu pertama, kamera saya langsung mati karena baterainya habis. Wah saya ngerasa nyesek, kesel, plus nggak tau mesti ngapain saat itu, karena saat saya masih memotret mereka, saya belum mendapatkan spot yang oke; masih kehalangan kepala orang. Setelah kamera saya mati, baru lah saya mendapat spot yang bagus; paling depan dan nggak ada orang yang menghalangi saya. Yah akhirnya saya pure menikmati penampilan mereka tanpa mengabadikan momen selanjutnya...
Setelah WSATCC selesai manggung, berikutnya ada Sir Dandy. Saat itu juga pertama kali saya melihat Sir Dandy secara langsung. Ternyata... lagunya bener-bener ngaco tapi kocak! Apalagi waktu itu di sebelah Djaksphere diadakan, ada juga acara kompetisi street basketball yang soundnya nggak kalah bombastis. Sir Dandy sempet protes dan menyindir acara sebelah dengan humornya yang khas. Lirik lagunya yang aneh tapi fun saya simak; selalu ada gelak tawa dari penonton setiap Sir Dandy melantunkan lirik lagunya.
Usai Sir Dandy tampil, Dialog Dini Hari pun naik ke atas panggung. Saya juga baru menyaksikan Dialog Dini Hari untuk pertama kalinya. Saya tahu mereka dari adik saya yang kebetulan penggemar berat dari Dialog Dini Hari. Adik saya datang setelah Dialog Dini Hari menyanyikan beberapa lagu. Untungnya dia tidak melewatkan semua penampilannya.
Joyland Stage ditutup dengan penampilan Dialog Dini Hari. Setelah itu, penonton bersiap memasuki stage utama; dimana kolaborasi lintas generasi akan ditampilkan. Banyak sekali penonton yang antusias untuk menyaksikan kolaborasi musisi muda dan musisi legendaris yang akan tampil sebentar lagi. Seperti biasa, Djaksphere tampaknya akan sepi bila tidak digawangi oleh duo MC Soleh Solihun dan Sarah Sechan. Mereka telah memandu acara ini sejak Djaksphere tahun pertama hingga yang ketiga. Humor kedua MC tersebut mengisi kekosongan selama menunggu persiapan dari kolaborasi pertama; Endah N Rhesa bersama Margie Segers.
Kolaborasi pertama sangat menarik. Saya bener-bener enjoy menyaksikan penampilan Endah N Rhesa bersama Margie Segers. Hanya bermodalkan Endah bermain gitar dan mengisi vokal, Rhesa bermain Bass, Margie Segers mengisi vokal, dan seorang gitaris yang turut membantu mereka, kolaborasi yang satu ini benar-benar memukau penonton.
Kolaborasi yang kedua, yaitu Sarasvati bersama Keenan Nasution. Awalnya saya belum terlalu mengenal Sarasvati. Saya juga tahunya dari adik saya. Dia sering mendengar lagu-lagunya dan membaca blog dari vokalis Sarasvati, Risa Saraswati. Ketika saya menyaksikan penampilan Sarasvati untuk pertama kalinya, satu kata yang bisa saya uraikan; mistis. Entah kenapa saya merinding melihat penampilannya. Entah karena soundnya yang menggelegar ataupun musik mereka yang sangat terkesan gelap. Alunan alat musik tradisional Sunda juga terdengar sangat menarik. Tapi, entah kenapa semakin membuat saya ngeri menyaksikannya, hahaha. Setelah itu Sarasvati berkolaborasi dengan Keenan Nasution. Kolaborasi yang satu ini juga nggak kalah menarik, karena kolaborasi yang satu ini sangat unik apabila melihat background dari masing-masing musisi.
Kolaborasi yang ketiga yaitu Pure Saturday bersama Yockie Suryoprayogo. Saya menyaksikan penampilan pertamanya, tapi setelah itu dengan terpaksa saya harus keluar stage dan pulang karena ada urusan mendadak. Padahal, setelah itu masih ada kolaborasi dari The Brandals dengan Koes Plus yang menjadi kolaborasi penutup pada malam itu.
Saya cukup menyesal nggak bisa menyaksikan Djaksphere hingga tuntas, tetapi seenggaknya saya sudah menyaksikan band kesukaan saya dan telah menyaksikan beberapa kolaborasi yang sangat menarik.
0 comments