The Different Way
29 Juni...
Ternyata gue udah bisa mengetahui nasib gue dalam SNMPTN tertulis. Saat itu gue lagi pergi bareng ibu. Gue cek twitter, ternyata udah banyak yang tahu hasil snmptn mereka. Gue makin deg-degan, gue dapet nggak ya?
Akhirnya, gue bisa cek website nya setelah susah payah nyari sinyal. Saat gue cek, ternyata.... gue gagal. Gue gagal mewujudkan cita-cita utama gue yang gue 'bangun' sejak awal masuk SMA. Gue gagal diterima di jurusan yang selama ini gue idam-idamkan... Saat itu juga, gue diem. Nggak bisa ngomong apa-apa. Nyesek banget. Saat itu juga gue minta pulang dan jujur aja, dalam perjalanan pulang, gue nggak bisa tahan air mata gue. Satu-satunya kesempatan gue untuk masuk jurusan itu akhirnya kandas...
Di rumah, gue cuma bisa diem. Yah bisa dibilang meratapi nasib. Rasanya hancur seketika saat itu juga. Gue bingung. Kemudian, gue dengar kabar, teman seperjuangan gue, Dhienda, juga bernasib sama dengan gue. Gue makin sedih, kita berdua yang punya mimpi sama, tetapi harus menghadapi kenyataan pahit ini. Padahal, gue sudah menantikan saat-saat dimana gue dan Dhienda bisa sama-sama menjadi mahasiswa di sana.
Gue pun mengingat perjuangan gue demi mewujudkan impian. Sebelum tes, ikut intensif tiap hari. Saat hari H, gue berusaha semaksimal mungkin mengerjakan soal. Lalu saat tes keterampilan, gue dan Dhienda berangkat ke Bandung untuk ikut tes. Saat tes keterampilan, gue cuma bisa mengerahkan kemampuan gambar gue yang gue miliki secara otodidak dan berdoa supaya gue dan Dhienda bisa tembus universitas itu sama-sama. Saat pengumuman, itu lah yang terjadi. Pupus sudah mimpi gue...
Sebenarnya, gue berhasil diterima di pilihan kedua, tapi jurusannya berbeda. Awalnya gue berniat untuk ngelepasin. Gue mau ikut tes yang lain, yang sesuai dengan jurusan yang gue mau, yaitu DKV. Tapi, saat gue terdiam di kamar, gue berpikir ulang. Sebenernya, gue masih bisa ngejar cita-cita gue. Walaupun jalur yang gue dapet berbeda, tapi seenggaknya setelah gue lulus dari sana, gue bisa ngelanjutin pendidikan ambil jurusan DKV. Apalagi, gue juga sadar kalau jurusan yang gue dapat banyak banget peminatnya. Ada tiga ribu lebih peminat tahun lalu, sedangkan bangku yang diperebutkan cuma ada 278. Betapa beruntungnya gue bisa diterima disana. Disana, gue masih bisa mewujudkan salah satu cita-cita gue menjadi jurnalis walaupun itu bukan cita-cita utama gue.
Akhirnya gue memutuskan untuk mengambil jurusan itu setelah mempertimbangkan beberapa hal. Tadinya, gue mau ikut tes di universitas lain di Surabaya. Tetapi, karena ada pertimbangan khusus, gue nggak jadi ikut tes itu. Lagipula, gue melihat kondisi orang tua gue. Gue nggak mau membebani mereka, dan gue juga masih punya adik yang sekarang naik kelas 3 SMA.
Memang pahit rasanya ketika gue tahu gue nggak bisa mewujudkan impian gue selama ini. Ada sedikit rasa iri kepada mereka yang berhasil diterima disana. Tapi ya sudahlah, gue nggak boleh iri. Masing-masing individu sudah punya rezekinya masing-masing. Mungkin itu bukan rezeki gue, tetapi rezeki mereka yang sudah diterima disana. Betapa memalukannya gue kalau nggak bisa mensyukuri nikmat yang sudah diberi oleh Allah SWT, salah satunya yaitu dapat diterima di pilihan kedua.
Gue ingin mengucapkan selamat kepada mereka semua yang berhasil, dan semoga mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga mereka disana...
Gue boleh berencana, tetapi Allah lah yang menentukan...
Dari semua yang terjadi, gue harus bisa mengambil hikmahnya. Walaupun mimpi gue nggak bisa jadi kenyataan saat ini, tapi gue yakin bisa sukses di jalur yang berbeda. Cita-cita gue nggak akan berubah walaupun jalur yang gue tempuh sekarang berbeda dengan keinginan dan impian gue. Masih ada cara lain supaya gue bisa belajar tentang DKV saat kuliah atau setelah kuliah. Semoga aja gue bisa merealisasikannya nanti. Amin...
Saat ini gue berharap dan berdoa untuk teman-teman gue yang belum berhasil di SNMPTN. Sedih banget rasanya saat tahu kabar mereka. Gue pengen banget liat teman-teman gue sukses. Gue yakin di tes berikutnya mereka bakalan berhasil. Buat teman-teman, semangat dan goodluck ya untuk tes berikutnya. Semoga kalian berhasil mewujudkan cita-cita kalian. My pray always goes to you...
Goodbye, FSRD ITB... Impian gue sejak awal masuk SMA.
Yap, mungkin rezeki gue bukan disana. Sekarang gue bisa menerima kenyataan itu. Seperti yang gue bilang tadi, gue yakin bisa sukses di jalur lain. Gue yakin. Nggak hanya untuk gue, gue juga yakin temen-temen gue bakalan sukses nanti.
Amin...
Note: Untuk sahabat gue Dhienda, gue selalu berdoa buat lo supaya lo bisa mewujudkan cita-cita lo. Apapun jalur yang lo tempuh, gue yakin lo bisa, Dhin. Seni rupa atau arsitektur, pasti bisa! You're the most talented girl I ever knew! Suatu saat kita bikin art project bareng-bareng ya, like what you've said to me before. Good luck, my solmetos! ☺
5 comments
hahaha yang hukum juga dong, nulis juga hehe
ReplyDeleteThank you wi.... I always pray the best for you too :') *my tears are falling nich* hahaha
ReplyDeletegood luck ya kakak-kakak. hehe :)
ReplyDeleteandi: thank you ya ndi! kelas 3 sukses ya, saatnya kerja keras buat mewujudkan cita-cita lo (lanjut ke PTN!)! hehehe
ReplyDeleteamin :)
ReplyDelete