Rencana liburan saya sudah lama tertunda. Awalnya sih pengen setelah beres semester 7, tapi saya masih harus ngurus job training a.k.a magang (yang sempet bermasalah gara-gara miskomunikasi). Akhirnya barulah saya mulai magang dari Februari sampai April akhir di sebuah portal news di Jakarta.
Sebenernya saya pengen saat bulan April bisa berangkat liburan. Bahkan dari Desember saya udah beli tiket pesawat. Tapi berhubung waktu itu saya masih magang dan adik saya juga baru masuk magang, akhirnya terpaksa tiketnya dihanguskan. Walaupun begitu, saya bisa dapet refund. Kenapa?
Karena waktu itu saya pesan tiket ke SG dengan keberangkatan dari Bandung, dan tanggal pulang saya pas banget di tanggal acara KAA (23-24 April), jadinya dari pihak maskapai dibatalkan dan bisa refund. Saya bersyukur dan senang banget karena uang hasil refund-nya bisa saya pakai untuk rencana liburan yang baru, hehehe.
Akhirnya pada 11 sampai 14 Mei, saya bisa berangkat liburan ke negara tetangga, yaitu Singapura. Saya berangkat bareng ibu yang menemani saya di sana, beliau juga sekalian liburan. Dari sebulan sebelumnya saya udah pesan tiket pesawat dan hotel. Selebihnya dilakukan dadakan, seperti bikin itenerary dan pesan tiket untuk naik Singapore Flyer.
Saya sempat khawatir karena sebelum berangkat, saya baru cek cuaca di SG bakalan hujan dan mendung sepanjang hari Senin-Kamis. Tapi saya cuma bisa berdoa supaya cuacanya oke, kan sayang banget mau naik SG Flyer, eh malah hujan... :')
Day 1
Sempat nunggu lama di Terminal 2 dan di boarding room karena pesawatnya telat sampai, saya dan ibu berangkat menuju SG. Sejauh ini, cuacanya cerah cenderung panas.
Begitu sampai di Changi, satu hal yang saya sadari yaitu Changi luas bangetbangetbanget. Saya dan ibu sempet nyasar saat harus ke imigrasi, soalnya bagian imigrasi kedatangan harus turun satu lantai. Ibu dan saya malah jalan terus sampai ke Terminal 2E (jauh banget dari tempat kedatangan awal dan bagian imigrasi). Sayangnya waktu kedatangan, kami nggak berlama-lama di Changi karena mengejar waktu untuk tiba di hotel sekitar pukul 3 sore waktu setempat. Di sana, waktunya lebih cepat satu jam dibanding Jakarta.
Selama di SG, saya memutuskan untuk menggunakan Singapore Tourist Pass yang berlaku selama 3 hari tapi bisa digunakan unlimited alias sepuasnya untuk MRT, LRT, atau bus. Dengan biaya $20 plus $10 deposit yang bisa dikembalikan dalam jangka waktu maksimal 5 hari, saya dan ibu bisa bolak-balik naik MRT dan bus sepuasnya menuju lokasi yang diincar tanpa perlu khawatir harus 'isi kartu' lagi.
Kesan pertama naik MRT di SG? Keren. Asli, keren banget. Kerennya dari segi fasilitas, ketepatan waktu MRT tiba, banyaknya MRT yang tersedia, kebersihan, dan aksesnya yang sangat mudah. Semuaya pun serba cepat, eskalatornya menurut saya 2 kali lipat lebih ngebut dibandingkan eskalator yang ada di mall-mall di Jakarta. Orang-orangnya pun di sini gercep (gerak cepat) banget, jujur ibu saya sampe kelimpungan saat harus menyesuaikan kecepatan orang-orang dan fasilitas di sini,
Hotel tempat saya menginap terletak di kawasan Bugis. Lokasinya strategis dan dekat banget dengan stasiun MRT, pusat perbelanjaan, supermarket, tempat oleh-oleh, dan restoran. Namanya 85 Beach Garden Hotel, dan menurut saya hotel ini recommended bagi yang traveling di Singapura maksimal 2 orang dan hanya mengincar hotel sebagai tempat istirahat saja. Setibanya di stasiun MRT Bugis, saya dan ibu sudah kelaparan karena waktu itu sudah lewat jam makan siang.
Akhirnya ibu dan saya makan di Bugis Junction di tempat yang sangat familiar: KFC. Tapi ternyata di sana menunya jauh berbeda lho (selain ayam ya). Dengan biaya $5.70, saya udah dapet satu mangkok besar dan porsi banyak Rice Bucket Curry dan minuman lemon tea. Lumayan bikin kenyang, tapi memang harganya cukup fantastis. Apalagi saat saya berangkat, Dollar SG lagi tinggi-tingginya, sudah nyaris menyentuh angka 10 ribu Rupiah. Tapi selama empat hari kemarin, saya dan ibu saya sebenarnya tidak terlalu perhitungan soal makanan karena kami agak kesulitan dan bingung mencari tempat makan yang halal; ketemu yang halal langsung sikat aja.
Dari Bugis Junction sampai ke hotel nggak butuh waktu lama, hanya 5 menit jalan kaki. Sampai di sana, saya dan ibu istirahat sebentar sebelum langsung pergi ke destinasi pertama di SG.
Dari sore sampai malam, kami jalan-jalan di sekitar Raffless Place, Merlion, Esplenade Theatre, Helix Bridge, Marina Boulevard, dan Gardens by The Bay. Sepanjang sore di sekitar tempat-tempat yang sudah saya sebutkan, banyak sekali orang-orang yang jogging atau lari di sana. Saya cukup amazed dengan pemandangan seperti itu karena tampaknya orang-orang di Singapura bisa dengan bebas berolahraga meskipun di tempat yang ramai dikunjungi wisatawan.
Malamnya saya dan ibu makan malam di Makansutra Glutton's Bay. Di sana pilihan makanannya banyak banget. Bahkan saya sampai salah pesan, karena nasi goreng Thailand $8 (yang katanya porsi 2 orang), ternyata banyaknya kayak porsi untuk 4 orang! Kebayang begahnya kayak gimana.
Jalan-jalan hari pertama pun ditutup dengan acara 'tersesat sedikit' karena bingung mencari stasiun MRT terdekat, berhubung di Esplanade Theater sedang ada renovasi dan sulit mencari pintu menuju MRT-nya. Untung saat pulang, saya sempat membeli sushi favorit saya, yaitu salmon maki dengan harga & rasa yang oke. Jadi saat tiba di hotel, rasa capeknya bisa terobati sedikit, hehehe.
Di hari kedua, perjalanan saya dan ibu semakin menarik lho. Saya dan ibu akhirnya mengeksplor beberapa tempat yang ternyata membutuhkan tenaga ekstra di tengah panasnya cuaca di SG. Don't miss the second part! I'll post it very soon.